Festival Budaya Nusantara atau dulu dikenal dengan istilah HOE merupakan salah satu acara dari STAN Expo 2012. Acara ini utamanya menampilkan kebudayaan-kebudayaan asli daerah dimana mahasiswa STAN berasal. Dalam acara tersebut IKKP mendapat kehormatan untuk turut memeriahkan acara yang dilaksanakan sekali dalam setahun tersebut. Berikut ulasan keikut sertaan IKKP dalam festival kebudayaan daerah terbesar di STAN.
Salah satu agenda kegiatan tersebar yang diselengarakan oleh BEM STAN adalah Festival Budaya Nusantara yang diselenggarakan secara meriah setiap tahunnya. Kegiatan yang dilaksanakan oleh BEM STAN ini bertujuan untuk melestarikan budaya Indonesia. Peserta lomba berasal dari Organisasi Daerah (Organda) yang ada di Kampus Ali Wardhana. Dan sebagai salah satu oraganda tertua di STAN, IKKP mencoba untuk berpartisipasi dalam acara ini.
Dengan proposal yang berjudul “IKKP IJO ROYO – ROYO” dan dengan mengusung tema Go – green, IKKP berhasil menjadi salah satu dari 30 organda yang berhasil mengikuti Festival Budaya Nusantara tahun 2012 ini. Dari 40 organda yang mengirimkan proposalnya ke BEM STAN, IKKP merupakan organda yang masuk dalam 15 besar organda dengan proposal terbaik. Namun, karena Pati merupakan salah satu kota kecil yang belum begitu dikenal kebudayaannya, terpaksa IKKP tidak masuk dalam organda yang menampilkan kedudayaannya dalam Festival Budaya Nusantara ini. Selain itu IKKP juga patut berbangga hati karena dengan pembuatan proposal yang hanya berlangsung 3 hari, IKKP berhasil menjadi salah satu organda yang bisa mengikuti ajang terbesar di STAN ini.
Acara Festival Budaya Nusantara ini berlangsung pada tanggal 1 April 2012. Sebelum puncak acaranya, Organda yang menjadi peserta dalam acara ini diharuskan membuat sebuah mading yang berisikan kekhasan daerah masing – masing yang akan ditampilkan dan dipamerkan di kanopi CD. IKKP mendapatkan kesempatan untuk menampilkan madingnya pada hari keempat yaitu hari Kamis tanggal 29 Maret 2012. Mading IKKP ini antara lain berisi deskripsi mengenai :
1. Bumi Perkemahan Jolong 2. Waduk Seloromo
3. Sendang Tirta Marta Sani
4. Nasi Gandul
5. Sumsum Petis Runting
6. Es Gempol
7. Wedang Cara
Pameran Mading ini berlangsung satu hari penuh dari jam 8 pagi sampai jam 5 sore. Pameran mading IKKP berlangsung ramai dan lancar. IKKP berhasil menyuguhkan penampilan yang terbaik dalam pembuatan madingnya. Secara bergantian, kepengurusan IKKP tahun 2011 menjadi penunggu dari mading tersebut dan juga berusaha menjelaskan kepada para pengunjung tentang kekhasan yang ada di daerah Pati. Dan tidak jarang jika mading dan penjelasan yang disajikan oleh IKKP membuat para pengunjung puas.
Malem hari H-1, anggota kepengurusan IKKP periode 2011 berbondong – bondong membuat gempol pleret untuk dijual esok harinya pada hari perhelatan fesbudnud, sedangkan pada hari H-nya, kepengurusan IKKP yang perempuan membuat wedang cara untuk dijual pada malam harinya.
Acara Festifal Budaya Nusantara berlangsung antara jam 8 sampai dengan jam setengah 12 malem. IKKP mendapatkan nomor stand 4. Mendekorasian stand berlangsung rapi dan lancar. Dengan menggunakan kain batik warna hijau mudan dan hijau tua, stand IKKP pun disulap menjadi tempat yang penuh dengan tema go green. Di dinding stand juga tertempeli mading IKKP yang berguna bagi siapa saja yang ingin sekali lagi melihat kekhasan dari daerah Pati. Disamping itu, di depan stand IKKP terpajang maket yang berbentuk tugu tani yang terletak di samping SMP Negeri 4 Pati. Dan maket patung inipun menjadi perhatian para pengunjung untuk sekedar melihat ataupun bahkan memotretnya.
Di dalam stand IKKP selain terdapat seorang penjual gandul, tapi juga ada anggota IKKP yang menjual es gempol dan petis runting. Alhamdulillah, es gempol khas Pati ini terjual laris manis. Di samping karena kekhasannya yang hanya dimiliki oleh Pati, juga didukung oleh cuaca yang panas yang menyebabkan gempol pleret khas Pati terjual dengan laris manis. Di samping itu penjualan gandulpun terbilang laris karena banyak pengunjung yang merasa penasaran dengan rasa khas gandul pati yang unik.
Malam harinya di fesbudnus berlangsung dengan meriah. Banyak pengunjung stand yang menanyakan tentang wedang cara khas pati sehingga penjualan wedang cara inipun juga laris. Cuaca malam yang dingin juga menyebabkan penjual wedang cara ini menjadi laris.
Penulis : Yusi Nurwindiarti
Editor : Apri S. N. Baca selengkapnya...